Saturday, May 20, 2017

Facebook Lumpuhkan Akun Afi Nihaya Faradisa Karena 'Warisan'?

Beberapa hari terakhir, tulisan inspiratif dan kritis milik remaja Afi Nihaya Faradisa jadi viral di dunia maya. Tulisan ini ditulis oleh Afi di akun Facebook-nya pada Senin (15/5/2017) lalu dengan judul 'Warisan'. Tulisan Afi ini berisi ajakan bagi bangsa Indonesia untuk menjaga toleransi khususnya di media sosial yang rawan dengan perseteruan penggunanya. Selain itu, Afi juga mengajak seluruh rakyat Indonesa untuk menghayati Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, dan juga semboyan Bhinneka Tunggal Ika sehingga kehidupan toleransi beragama bisa tetap terjaga. Lalu, betulkah Facebook Lumpuhkan Akun Afi Nihaya Faradisa Karena 'Warisan'?
Facebook Lumpuhkan Akun Afi Nihaya Faradisa Karena 'Warisan'?
Afi Nihaya Faradisa (Foto: INT)
Melalui laman beberapa media nasional, Selasa (13/12), pemilik akun Afi Nihaya Faradisa ini bernama asli Asa Firda Inayah adalah siswi kelas III SMA Negeri 1 Gambiran, Banyuwangi. Ia mengaku masih tidak percaya jika status-status di media sosial disebarkan oleh ribuan orang.

Akun Afi Nihaya Faradisa Ramai-ramai Dilaporkan Lalu Di-Suspend Oleh Facebook


Sesuai pantauan Kabartenar sampai tulisan ini diturunkan, tulisan 'Warisan' milik Afi ini telah dibanjiri 10.061 komentar dan 55.889 kali dibagikan. Selain itu, akun Afi Nihaya Faradisa ini telah diikuti oleh 390.096 followers. Sayangnya, 
akun Afi Nihaya faradisa ramai-ramai dilaporkan lalu di-suspend oleh facebook. Tulisan 'Warisan' yang menyejukkan tersebut sempat dilaporkan oleh beberapa orang secara bersamaan dan ditangguhkan oleh pihak Facebook selama hampir 24 jam. Kejadian ini diakui Afi melalui curhatannya yang lagi-lagi membuat pembacanya jatuh hati dengan pemikiran Afi.


Baca juga: Gilang Kazuya Shimura Tanggapi 'Warisan' Milik Afi Nihaya Faradisa


Saya ingin tahu apa kerugian yang saya timbulkan sampai-sampai banyak orang melaporkan akun saya secara bersamaan.

Pihak Facebook telah men-suspend/melumpuhkan akun saya selama hampir 24 jam, saat tulisan berjudul WARISAN sedang ramai-ramainya dibagikan.

Selama kurun waktu tersebut, akun saya menghilang. Saya sedih.

Di depan mata, upaya saya sejak lama tiba-tiba sirna. Saya merasa bahwa inilah akhirnya

Saya tidak menyangka, ternyata masih banyak orang yang menentang takdir Tuhan dengan meludahi perbedaan.

Saya bertanya-tanya,

Mengapa jika ego berbicara, gaungnya melebihi nurani kita yang sama-sama ciptaan-Nya?

Siang tadi, saat saya masih ada di balai kota, saat saya menjawab pertanyaan rekan media, ada gerimis dalam hati ini ketika menyaksikan beberapa teman dan followers FB sedang mencoba memviralkan hashtag #FACEBOOKbringbackAFI dengan harapan agar akun saya bisa segera pulih.

Padahal orang-orang itu tidak pernah bertemu secara langsung dengan saya, tapi mereka begitu peduli.

Mereka percaya pada niat baik dan kesungguhan saya dalam menebarkan kebermanfaatan.

Masih banyak orang yang mendukung kedamaian dalam diam.

Masih banyak orang yang menopang saya untuk berdiri, walau mereka 'sunyi'.

Peristiwa ini menguji saya pribadi.

Menguji apakah saya benar-benar bisa sebaik tulisan saya saat menghadapi persoalan sungguhan, sekaligus mengetahui mana teman yang bukan hanya datang saat senang.

Beribu terima kasih pada Anda semua.

Tanpa Anda, saya tidak akan bisa apa-apa.

Saya TIDAK memiliki akun lain di situs facebook kecuali www.facebook.com/afinihaya

Saya memiliki akun instagram di @afi.nihayafaradisa dan email afinihayafaradisa@gmail.com

Selain yang saya sebutkan di atas, semuanya palsu termasuk fanpage, website, twitter, dan lainnya.

Saya muslim dan saya cinta saudara-saudara lain agama.

Saya percaya bahwa saya bukanlah satu-satunya muslim yang menghargai perbedaan, mentoleransi keragaman yang adalah bagian dari kehendak Tuhan.

Masih ada banyak orang yang saya rasa perlu untuk membaca tulisan WARISAN.

Sayangnya, viralnya tulisan itu berusaha dihentikan oleh "berbagai pihak" selama beberapa waktu.

Maka, jika Anda berkenan, saya meminta dengan sangat agar Anda yang belum/sudah share untuk share tulisan itu lagi.


Inilah 'Warisan' Milik Afi Nihaya Faradisa

Lalu, apa isi tulisan yang membuat akunnya dilaporkan? 
Inilah 'Warisan' milik Afi Nihaya Faradisa itu:


Warisan

Kebetulan saya lahir di Indonesia dari pasangan muslim, maka saya beragama Islam. Seandainya saja saya lahir di Swedia atau Israel dari keluarga Kristen atau Yahudi, apakah ada jaminan bahwa hari ini saya memeluk Islam sebagai agama saya? Tidak.

Saya tidak bisa memilih dari mana saya akan lahir dan di mana saya akan tinggal setelah dilahirkan.

Kewarganegaraan saya warisan, nama saya warisan, dan agama saya juga warisan.

Untungnya, saya belum pernah bersitegang dengan orang-orang yang memiliki warisan berbeda-beda karena saya tahu bahwa mereka juga tidak bisa memilih apa yang akan mereka terima sebagai warisan dari orangtua dan negara.

Setelah beberapa menit kita lahir, lingkungan menentukan agama, ras, suku, dan kebangsaan kita.

Setelah itu, kita membela sampai mati segala hal yang bahkan tidak pernah kita putuskan sendiri.

Sejak masih bayi saya didoktrin bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar.

Saya mengasihani mereka yang bukan muslim, sebab mereka kafir dan matinya masuk neraka.

Ternyata, teman saya yang Kristen juga punya anggapan yang sama terhadap agamanya.

Mereka mengasihani orang yang tidak mengimani Yesus sebagai Tuhan, karena orang-orang ini akan masuk neraka, begitulah ajaran agama mereka berkata.

Maka, Bayangkan jika kita tak henti menarik satu sama lainnya agar berpindah agama, bayangkan jika masing-masing umat agama tak henti saling beradu superioritas seperti itu, padahal tak akan ada titik temu.

Jalaluddin Rumi mengatakan, "Kebenaran adalah selembar cermin di tangan Tuhan; jatuh dan pecah berkeping-keping. Setiap orang memungut kepingan itu,
memperhatikannya, lalu berpikir telah memiliki kebenaran secara utuh."

Salah satu karakteristik umat beragama memang saling mengklaim kebenaran agamanya.

Mereka juga tidak butuh pembuktian, namanya saja "iman".

Manusia memang berhak menyampaikan ayat-ayat Tuhan, tapi jangan sesekali mencoba jadi Tuhan.

Usah melabeli orang masuk surga atau neraka sebab kita pun masih menghamba.

Latar belakang dari semua perselisihan adalah karena masing-masing warisan mengklaim, "Golonganku adalah yang terbaik karena Tuhan sendiri yang mengatakannya".

Lantas, pertanyaan saya adalah kalau bukan Tuhan, siapa lagi yang menciptakan para Muslim, Yahudi, Nasrani, Buddha, Hindu, bahkan ateis dan memelihara mereka semua sampai hari ini?

Tidak ada yang meragukan kekuasaan Tuhan. Jika Dia mau, Dia bisa saja menjadikan kita semua sama. Serupa. Seagama. Sebangsa.

Tapi tidak, kan?

Apakah jika suatu negara dihuni oleh rakyat dengan agama yang sama, hal itu akan menjamin kerukunan?
Tidak!

Baca juga: Terungkap, 'Warisan' Afi Nihaya Faradisa Adalah Milik Mita Handayani

Nyatanya, beberapa negara masih rusuh juga padahal agama rakyatnya sama.

Sebab, jangan heran ketika sentimen mayoritas vs. minoritas masih berkuasa, maka sisi kemanusiaan kita mendadak hilang entah kemana.

Bayangkan juga seandainya masing-masing agama menuntut agar kitab sucinya digunakan sebagai dasar negara. Maka, tinggal tunggu saja kehancuran Indonesia kita.

Karena itulah yang digunakan negara dalam mengambil kebijakan dalam bidang politik, hukum, atau kemanusiaan bukanlah Alquran, Injil, Tripitaka, Weda, atau kitab suci sebuah agama, melainkan Pancasila, Undang-Undang Dasar '45, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam perspektif Pancasila, setiap pemeluk agama bebas meyakini dan menjalankan ajaran agamanya, tapi mereka tak berhak memaksakan sudut pandang dan ajaran agamanya untuk ditempatkan sebagai tolok ukur penilaian terhadap pemeluk agama lain.

Hanya karena merasa paling benar, umat agama A tidak berhak mengintervensi kebijakan suatu negara yang terdiri dari bermacam keyakinan.

Suatu hari di masa depan, kita akan menceritakan pada anak cucu kita betapa negara ini nyaris tercerai-berai bukan karena bom, senjata, peluru, atau rudal, tapi karena orang-orangnya saling mengunggulkan bahkan meributkan warisan masing-masing di media sosial.

Ketika negara lain sudah pergi ke bulan atau merancang teknologi yang memajukan peradaban, kita masih sibuk meributkan soal warisan.

Kita tidak harus berpikiran sama, tapi marilah kita sama-sama berpikir.

 
Inilah Penjelasan Tentang Penangguhan Sebuah Akun Facebook


Menanggapi penangguhan (Suspend) oleh pihak Facebook, 
inilah penjelasan akun Facebook YUDHI Internet Cafe & Game Center tentang alasan sebuah akun ditangguhkan:
  • Menggunakan Nama palsu
  • Posting terlalu banyak di Wall orang lain, atau di Wall Group atau bahkan di Wall sendiri
  • Friend (Teman) terlalu banyak
  • Poke yang berlebihan
  • Copy Paste
  • Terlalu banyak bergabung dengan Group
  • Menulis hal-hal berbau SARA, penghinaan, atau sikap permusuhan entah itu wall, status update, atau message.
Oleh karena itu, bagi kita pengguna Facebook harus bijak menggunakan Akun kita untuk tetap aman dari Suspend ini. Kita perlu membaca secara seksama Terms Facebook atau bertanya di Help Community. Menganai Akun Afi Nihaya Faradisa yang sempat ditangguhkan sementara, kemungkinan besar memang diakibatkan oleh banyaknya orang yang melaporkan ke pihak Facebook dengan menggunakan beberapa alasan di atas.

Load disqus comments

0 komentar