Tanda-tanda akhir zaman, sepertinya makin nampak di depan mata. Walaupun di Indonesia LGBT tidak dilegalkan seperti di halnya beberapa negara besar di dunia. Namun, perilaku menyimpang ini masih ada saja kejadian yang dilakukan secara sengaja di beberapa tempat di negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya ke-Timuran ini. Perilaku ini pun makin meresahkan masyarakat. Fakta terbaru di Jakarta ini misalnya, sejumlah gay ditangkap polisi saat pesta seks.
![]() |
Belasan Gay Tanpa Busana Diamankan Polisi (Foto: viva.co.id) |
"Kami melakukan penggerebekan di Gym Atlantis Ruko Permata Kelapa Gading. Aksi pesta gay tersebut sudah dimulai sejak pukul 19.30," katanya dalam sebuah siaran pers.
Ditengarai ratusan pria gay tersebut menggelar pesta bertajuk The Wild One dengan tiga bentuk kegiatan di ruko tiga lantai tersebut.
"Lantai pertama untuk fitnes, lantai kedua untuk striptease kaum gay dan lantai tiga untuk area spa dan berendam serta melakukan aktivitas homo seksual," katanya.
Termasuk pemilik tempat, karyawan, resepsionis yang bertugas dan ratusan pria tersebut kini telah diamankan petugas.
Baca juga: Setelah Viral, Wanita Nyaris Bugil Di Jakarta Akhirnya Ditangkap Polisi
Baca juga: Setelah Viral, Wanita Nyaris Bugil Di Jakarta Akhirnya Ditangkap Polisi
Sebulan sebelumnya, tepatnya (29/4/2017), kejadian serupa pernah terjadi di Hotel Oval Surabaya, Jawa Timur. Saat itu, Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya dan organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) setempat membubarkan pesta belasan para gay. Sebelum aksi pembubaran, kabar adanya pesta gay itu diterima oleh anggota FPI Gresik lalu diteruskan ke FPI Surabaya. Setelah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian, akhirnya penggerebekan dilakukan.
Menurut keterangan hasil penyidikan, acara tersebut diinisiasi oleh pria penganut homo seksual berinisial JPA (25 tahun) dan digelar di kamar 314 dan 203 Hotel Oval, Jalan Diponegoro, Surabaya, Jawa Timur dari 29-30 April 2017. JPA diketahui menyebarkan pesan undangan pesta gay melalui Blackberry Messenger atau BBM, dengan pungutan biaya sebesar Rp50 ribu sampai Rp100 ribu, bayar tunai langsung di tempat maupun transfer melalui bank.
Saat penggerebekan terjadi, lima orang tersangka tertangkap basah sedang melakukan aktivitas seksual. Salah seorang di antaranya diketahui membawa senjata tajam jenis golok. Peserta lain bahkan ada yang menonton peserta yang melakukan aktivitas seksual sesama jenis tersebut.
"Di kamar 314 ditemukan 11 laki-laki, satu di antaranya telanjang bulat, dan empat orang hanya memakai celana dalam. Di kamar 203 ditemukan empat orang," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Shinto Silitonga, di Markas Polrestabes Surabaya (30/4/2017).
Sementara itu, sejumlah barang bukti disita, di antaranya uang Rp1 juta, kondom baru dan bekas, minyak zaitun, tisu bekas pakai, dan flashdisk berisi video porno.
"Pasal yang diterapkan dalam kasus ini ialah Pasal 32, Pasal 33 dan Pasal 34 Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, dan Pasal 45 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE," kata Shinto.
Gay Dari Tinjauan Kesehatan
Gay Dari Tinjauan Kesehatan
Dari tinjauan kesehatan, kalangan gay, lesbian, dan biseksual dilaporkan memiliki lebih banyak masalah kesehatan dibandingkan dengan mereka yang berpasangan normal atau heteroseksual. Hasil survei yang dilakukan oleh National Health Interview Survey pada 2013 dan 2014 yang diikuti 67.150 responden heteroseksual, 525 lesbian, 624 gay dan 515 biseksual. Mereka yang mengikuti survei tersebut rata-rata berusia 47 tahun. Dilansir dari laman Reuters, National Health Interview Survey menyebutkan bahwa kalangan gay, lesbian dan biseksual dilaporkan mengalami gangguan kesehatan fisik dan kesehatan mental, mengonsumsi alkohol dan rokok lebih tinggi, sehingga berpotensi mengalami stres lebih tinggi akibat dari diskrimisnasi interpesonal dan struktural.
Gilbert Gonzales dan rekannya dari Vanderbilt University School of Medicine, Nashville menemukan bahwa dibanding dengan perempuan heteroseksual, lesbian 91 persen lebih mungkin mengalami gangguan kesehatan dibandingkan mereka yang normal. Sementara itu, lesbian dan wanita biseksual sebesar 51 persen tercatat mengalami permasalahan kesehatan dua kali lipat lebih buruk dibanding wanita berorientasi seksual normal. Apalagi, kaum dengan orientasi seksual yang berbeda tersebut juga berpotensi lebih banyak mengonsumsi alkohol dan rokok.
Survei juga menunjukkan bahwa kaum gay dan lesbian melaporkan tekanan psikologis lebih buruk daripada kaum heteroseksual, dan biseksual merupakan kaum yang paling menderita. Hanya sekitar 17 persen dari laki-laki heteroseksual mengalami tekanan psikologis, sedangkan laki-laki gay sekitar 26 persen dan laki-laki biseksual mencapai 40 persen.
Demikian pula sekitar 22 persen perempuan heteroseksual memiliki tekanan psikologis moderat, dibandingkan dengan sekitar 28 persen wanita lesbian dan 46 persen perempuan biseksual.
Sumber: viva.co.id
0 komentar